Sahabat-sahabat Sejati Atau Palsu?

“Kehidupan saya merupakan bukti bahwa tidak semua sahabat mempengaruhi anda ke arah yang baik,” kata Peggy yang berumur 23 tahun. Ketika masih remaja Peggy terpaksa meninggalkan rumah. Tetapi ia menjadi sahabat Saksi-Saksi Yehuwa, Bill dan istrinya Lloy. Mereka memulai pengajaran Alkitab dengan Peggy. “Bulan-bulan yang saya lewatkan bersama mereka penuh dengan sukacita, perasaan puas dan perdamaian yang sejati,” kata Peggy. Namun, ia kemudian memilih untuk ikut bersama beberapa remaja yang ia kenal-dan meninggalkan Bill dan Lloy.
  Peggy selanjutnya menceritakan: “Saya belajar banyak hal dari ‘sahabat-sahabat’ baru saya-mencuri stereo, mencairkan cek-cek kosong, menghinsap marijuana dan, akhirnya, cara membiayai kebiasaan menggunakan narkotika sebesar $200 setiap hari.” Ketika berumur 18 trahu ia bertemu dengan seorang pemuda bernama Ray yang menawarkan kepadanya semua narkotika yang ia ingin-secara Cuma-Cuma. ”Saya pikir semua kesulitan saya telah terpecahkan. Saya tidak pernah lagi perlu mencuri dan menipu,” kata Peggy. Tetapi, Ray memperkenalkannya kepada pelacuran. Akhirnya Peggy lmelarikan diri dari kota itu dan “sahabat-sahabatnya” yang mudah didapat.
   Di tempatnya yang baru, pada suatu hari Peeggy dikunjungi oleh dua orang Saksi-Saksi Yehuwa. “Air mata haru bercucuran dari mata saya seraya saya memeluk kedua wanita terheran-heran itu,”kata Peggy. “Saya telah membenci kemunafikan bekas ‘sahabat-sahabat’ saya, tetapi inilah orang-orang yang bisa di jadikan sahabat sejati. “Peggy mulai lagi dengan pengajaran Alkitab.
   Namun menyesuaikannya kehidupan dengan jalan-jalan Allah tidak mudah. Yang sangat sulit adalah berhenti merokok. Tetapi, seorang sahabat sejati menasehati: “Sebaliknya dari berdoa dan meminta ampun setiap kali anda gagal, sebaliknya anda berdoa sebelumnya dan meminta kekuatan setiap kali anda merasakan dorongan untuk merokok.” Peggy berkata: “Saran-saran yang pengasih yang praktis seperti ini sangat membantu. . . Untuk pertama kali setelah bertahun-tahun, saya merasa bersih di dakam batin dan tahu apa artinya memiliki harga diri.”
   Pengalaman Peggy menonjolkan kebenaran dari kata-kata Alkitab dalam Amsal 13:20, “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa yang berteman bersama orang babal menjadi malang.” Peggy berkata: “Andai kata saja saya terus bersama dengan orang-orang yang mengasihi Allah, saya pasti terhindar dari segala yang sekarang menjadi kenangan buruk dalam diri saya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar