Bagaimana Saya Dapat Memperbaiki Nilai Saya?


KETIKA sejumlah murid SMA ditanya, Apakah yang paling kalian khawatirkan?’ 51 persen mengatakan, “Nilai”.
    Tidak mengherankan bahwa nilai sekolah merupakan penyebab terbesar dari kecemasan di kalangan kaum remaja. Nilai dapat berarti lulus atau tinggal kelas, mendapat pekerjaan dengan gaji yang atau hanya gaji minimum, mendapat pujian dari orang-tua atau membangkitkan kemarahan mereka. Tidak di sangka, nilai dan ujian ada gunanya. Ya, Yesus seringkali menguji pengertian murid-muridnya sehubungan hal-hal tertentu. (Lukas 9:18) Dan seperti dijelaskan dalam buku Measurement and Evaluation in the Schools (Penilaian dan Evaluasi di Sekolah): “Hasil-hasil tes dapat memperlihatkan bidang-bidang mana yang kuat dan lemah dari murid-murid secara pribadi dan merupakan pendorong untuk belajar di masa yang akan datang. “Nilai anda juga di maksudkan untuk memberi orang-tua anda pandangan tentang keadaan anda di sekolah-baik atau buruk. 

Mengapa Saya Begitu Pemalu?


“SEMUA orang mengatakan bahwa saya cantik,” tulis seorang wanita muda kepada pengasuh rubrik sebuah surat kabar. Namun ia meneruska: “Berbicara kepada orang lain merupakan masalah berat bagi saya. Bila saya mrnatap mata seseorang seraya berbicara, wajah saya akan menjadi merah dan kerongkongan saya tersendat. . . Di tempat kerja, saya mendengar beberapa orang menyatakan bahwa saya sangat ‘angkuh’ karena tidak suka berbicara kepada orang lain. . . . Saya bukan angkuh, saya hanya pemalu.”
    “Penelitan menunjukan bahwa 80 persen dari antara mereka yang di wawancara, pernah menjadi pemalu pada suatu masa tertentu dalam kehidupan mereka, dan 40 persen masih menganggap diri mereka pemalu. Memang, sifat pemalu umum di kalangan umat manusia sejak zaman purba. Alkitab bercerita bahwa karena bersifat pemalu Musa menolak mejadi jurubicara Allah di hadapan bangsa Israel. (Keluaran 3:11, 13; 4:1, 10, 13) Rupanya, sang murid Kristen Timotius juga pemalu terutama bila harus berbicara dengan tegas dan menggunakan wewenangnya dengan sepatutnya-1 Timotius 4:12;2 Timotius 1:6-8.

Bagaimana Saya Dapat Menghilangkan Rasa Kesepian?


Malam minggu tiba. Pemuda itu duduk seorang diri di kamarnya.
        “Saya benci akhir pekan!” teriaknya. Tetapi tidak ada orang di kamar untuk memberi jawaban. Ia memungut sebuah majalah dan melihat gambar sekelompok anak muda di pantai. Ia melempar majalah tersebut kedinding. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia mengigit bibir, tetapi air matanya tidak dapat dibendung. Karena tidak dapat menahan emosi lagi, ia menjatuhkan diri ketempat tidur sambil menangis tersedu-sedu. “Mengapa saya selalu di asingkan?”
      APAKAH anda menderita demikian juga-terasing dari dunia, kesepian, tidak berguna, dan hampa? Jika demikian, jangan putus asa. Meskipun rasa kesepian tidak menyenangkan, itu bukan penyakit yang fatal. Singkatny, kesepian hanya suatu tanda peringatan. Seperti rasa lapar yang memperingatkan anda bahwa anda membutuhkan makanan, kesepian memperingatkan anda bahwa anda membutuhkan teman, hubungan yang akrab, keintiman. Untuk dapat berfungsi dengan baik, kita perlu makan. Demikian juga, agar dapat merasa senang kita membutuhkan teman.
     Pernahkan anda mengamati setumpuk arang yang sedang menyala? Bila kita mengambil sepotong arang dari tumpukan itu, nyala api pada potongan tersebut akan padam. Tapi bila kita mengembalikan tersebut ke tumpukan asalnya, ia akan menyala lagi! Dalam keadaan terasing, manusian juga berhenti “menyala” atau tidak berfungsi dengan baik untuk jangka waktu yang lama. Kita dirancang dengan kebutuhan akan teman.

Mengapa Saya Merasa Begitu Tertekan?


Melanie selalu memenuhi idaman ibunya mengenai anak yang sempurna-sampai ia mencapai umur 17 tahun. Kemudian ia menarik diri dari kegiatan-kigiatan di sekolah, tidak mau lagi menerima berbagai undangan pesta, dan bahkan bersikap masa bodoh ketika nilai-nilainya di sekolah turun dari angka delapan ke atas menjadi kurang dari tujuh. Ketika orang-tuanya bertanya dengan lembut apa yang tidak beres, ia lari menjauh sambil berkata, “Jangan saya! Aku baik-baik saja.”
    Mark, pada umur 14 tahun, bersikap impulsif dan bermusuhan, suka meledak dalam kemarahan. Di sekolah ia gelisah dan suks mengganggu orang. Bila frustasi atau marah, ia memacu sepeda motornya melintasi padang gurun, atau melaju menuruni bukit-bukit yang curam dengan papan luncurnya,
   MELANIE dan Mark kedua-duanya menderita bentuk penyakit yang sama-depresi. Dr. Donald McKnew Lembaga Kesehatan Mental Nasional (A.S.) berkata 10 sampai 15 persen dari anak-anak sekolah kemungkinan menderita penyakit tertekan. Jumlah yang lebih kecil menderita depresi berat.
  Kadang-kadang masalah ini mempunyai dasar biologis. Infeksi atau penyakit pada sistem endrokin, perubahan keseimbangan hormon dari siklus haid, hipoglikemia (kadar gula rendah), pengaruh obat-obat tertentu, keracunan logam atau bahan kimia, reaksi alergis, diet yang tidak seimbang, anemia (kurang darah)-semua ini dapat menimbulkan depresi.

Seberapa Pentingkah Paras Anda?


ANDA berkata anda tidak menyukai penampilan anda? Ya, hanya sedikit diantara kita-kalaupun ada-yang betul-betul merasa puas dengan parasnya. Tidak seperti Narcissus yang jatuh cinta kepada bayangannya sendiri dipermukaan air kolam, beberapa diantara kita hampir putus asa bila memperhatikan dirinya di cermin.
  ‘Saya tidak suka dengan tubuh saya,’keluh Maria yang berumur 16 tahun. ‘Saya merasa saya kurang cantik,’ Bob yang berusia 13vtahun menyatakan keluhan yang serupa: ‘Saya tidak menyukai rambut saya, coba lihat, seperti duri landak di bagian belakang.’ Yang membuat keadaan bertambah buruk lagi, penampilan seorang remaja dapat berubah begitu cepat, sehingga menurut seorang psikolog, kaum seringkali “merasa diri seperti orang asingdalam tubuhnya sendiri.” Jadi banyak di antara mereka mengeluh mengenai wajah, rambut, bentuk tubuh dan perawakannya.
    Memeng Allah sendiri menghargai keindahan. Pengkhotbah 3:11 berkata: “Ia [Allah] membuat segala sesuatu indah pada waktunya.” Dan penampilan anda memang dapat sangat mempengaruhi cara orang lain memandang dan memperlakukan diri anda. Dr. James P. Comer menambahkan: ‘ Citra tubuh merupakan bagian dari citra diri. Hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan seseorang pada sendiri dan apa yang ia lakukan atau tidak lakukan dalam kehidupannya.” Karena itu perhatian yang sehat terhadap penampilan anda adalah baik. Namun, bila anda menjadi terlalu peka sehingga anda menjahukan diri dari orang-orang atau tidak menyukai diri anda sendir, ini bukan lah perhatian yang sehat lagi.

Sahabat-sahabat Sejati Atau Palsu?

“Kehidupan saya merupakan bukti bahwa tidak semua sahabat mempengaruhi anda ke arah yang baik,” kata Peggy yang berumur 23 tahun. Ketika masih remaja Peggy terpaksa meninggalkan rumah. Tetapi ia menjadi sahabat Saksi-Saksi Yehuwa, Bill dan istrinya Lloy. Mereka memulai pengajaran Alkitab dengan Peggy. “Bulan-bulan yang saya lewatkan bersama mereka penuh dengan sukacita, perasaan puas dan perdamaian yang sejati,” kata Peggy. Namun, ia kemudian memilih untuk ikut bersama beberapa remaja yang ia kenal-dan meninggalkan Bill dan Lloy.
  Peggy selanjutnya menceritakan: “Saya belajar banyak hal dari ‘sahabat-sahabat’ baru saya-mencuri stereo, mencairkan cek-cek kosong, menghinsap marijuana dan, akhirnya, cara membiayai kebiasaan menggunakan narkotika sebesar $200 setiap hari.” Ketika berumur 18 trahu ia bertemu dengan seorang pemuda bernama Ray yang menawarkan kepadanya semua narkotika yang ia ingin-secara Cuma-Cuma. ”Saya pikir semua kesulitan saya telah terpecahkan. Saya tidak pernah lagi perlu mencuri dan menipu,” kata Peggy. Tetapi, Ray memperkenalkannya kepada pelacuran. Akhirnya Peggy lmelarikan diri dari kota itu dan “sahabat-sahabatnya” yang mudah didapat.
   Di tempatnya yang baru, pada suatu hari Peeggy dikunjungi oleh dua orang Saksi-Saksi Yehuwa. “Air mata haru bercucuran dari mata saya seraya saya memeluk kedua wanita terheran-heran itu,”kata Peggy. “Saya telah membenci kemunafikan bekas ‘sahabat-sahabat’ saya, tetapi inilah orang-orang yang bisa di jadikan sahabat sejati. “Peggy mulai lagi dengan pengajaran Alkitab.
   Namun menyesuaikannya kehidupan dengan jalan-jalan Allah tidak mudah. Yang sangat sulit adalah berhenti merokok. Tetapi, seorang sahabat sejati menasehati: “Sebaliknya dari berdoa dan meminta ampun setiap kali anda gagal, sebaliknya anda berdoa sebelumnya dan meminta kekuatan setiap kali anda merasakan dorongan untuk merokok.” Peggy berkata: “Saran-saran yang pengasih yang praktis seperti ini sangat membantu. . . Untuk pertama kali setelah bertahun-tahun, saya merasa bersih di dakam batin dan tahu apa artinya memiliki harga diri.”
   Pengalaman Peggy menonjolkan kebenaran dari kata-kata Alkitab dalam Amsal 13:20, “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa yang berteman bersama orang babal menjadi malang.” Peggy berkata: “Andai kata saja saya terus bersama dengan orang-orang yang mengasihi Allah, saya pasti terhindar dari segala yang sekarang menjadi kenangan buruk dalam diri saya.”